Pengertian Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Diversifikasi Tidak Terkait)
1. Definisi Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Diversifikasi Tidak Terkait).
Strategi diversifikasi konglomerasi (diversifikasi tidak terkait) merupakan bagian dari tipe strategi diversifikasi, terdapat berbagai macam tipe strategi yang dapat digunakan oleh perusahaan yakni strategi integrasi (integration strategy), strategi insentif (incentive strategy), strategi diversifikasi (diversification strategi) dan strategi bertahan (defensive strategy).Diversifikasi konglomerat terjadi ketika perusahaan melakukan diversifikasi ke bidang-bidang yang tidak terkait dengan lini bisnisnya saat ini. Sinergi dapat terjadi melalui penerapan keahlian manajemen atau sumber daya keuangan, tetapi tujuan utama diversifikasi konglomerat adalah peningkatan profitabilitas perusahaan yang mengakuisisi. Sinergi antara perusahaan yang diakusisi sangat sedikit pengaruhnya karena tidak ada keterkaitan.
Diversifikasi konglomerasi (diversifikasi tidak terkait) secara konsep strategi induk dapat diterapkan pada kondisi slow growth market, namun dalam beberapa kasus holding group besar adapula yang menerapkan konglomerasi untuk keuntungan jangka panjang.
Tujuan dari penerapan strategi ini berdasarkan kerangka strategi induk dimaksudkan untuk kestabilan kondisi keuangan secara konsolidasi dilihat dari induk perusahaan dan juga untuk mendiversifikasi resiko industri. Sedangkan tujuan keuntungan jangka panjang diharapkan valuasi perusahaan yang diakuisisi dapat meningkat ataupun dapat memberikan free cash flow kepada holding group.
2. Mendiversifikasi Resiko Melalui Strategi Konglomerasi.
Resiko yang terdiversifikasi dari berbagai lini bisnis yang dikondisikan melalui strategi konglomerasi dapat meminimalisir resiko akibat perubahan yang akan berdampak pada industri atau akibat persaingan di industri dimasa yang akan datang.Perubahan yang berdampak pada lingkungan industri bisa berupa perubahan peraturan atau regulasi industri ataupun penurunan iklim bisnis suatu industri, peningkatan teknologi dan sebagainya. Perubahan regulasi dan peraturan yang mengatur distribusi, operasional akan berdampak langsung kepada pelaku bisnis dan dapat menyebabkan arus kas terhambat, contoh : Peraturan DMO sektor tambang batu bara yang mengatur konsumsi batu bara, BPJS Kesehatan yang berdampak pada arus kas sektor jasa kesehatan.
Perubahan teknologi seperti penyedia jasa transportasi online yang berdampak langsung kepada sektor transportasi. Sektor properti penyedia ruang commercial area/kios di pasar tradisional milik pemerintah yang sudah mulai tergerus oleh kehadiran e-commerce, pedagang tidak perlu lagi berdagang di toko secara fisik karena dapat berjualan melalui aplikasi e-commerce, sehingga permintaan ruang commercial atau kios menurun.
Strategi diversifikasi konglomerasi akibat persaingan merupakan strategi antisipasi perusahaan yang sumber daya internal lini bisnis tidak unggul dalam persaingan. Melalui strategi ini, perusahaan akan menginvestasikan sumber daya ke lini bisnis lain yang lebih menarik sambil tetap mengelola lini bisnis eksisting yang sudah sulit bersaing untuk mengenerate cash flow.
Apabila kondisi core business sedang menurun (akibat persaingan, dll) atau iklim ekonomi tidak baik untuk industri core business maka holding group masih memiliki lini bisnis dari industri lain yang tidak ada kaitannya dengan core business. Menemukan peluang investasi yang menarik mengharuskan perusahaan untuk mempertimbangkan alternatif dalam jenis bisnis lain.
Strategi diversifikasi untuk mendiversifikasi resiko perlu pengkajian secara konsolidasi apakah feasible atau layak? Seberapa besar kontribusi pembiayaan investasi dari bank dapat meleverage nilai perusahaan di masa yang akan datang? Apakah dapat memberikan cash flow operasional yang baik secara konsolidasi bagi perusahaan? Bagaimana rencana bisnis lini bisnis eksisting dan baru kedepannya? Berapa lama masa waktu proyeksi usaha? dsb. Jika pengkajian tidak menghasilkan kesimpulan yang baik maka alternatif lainnya adalah strategi divestasi dan rentechment untuk mengurangi kerugian, mengurangi biaya dan mensharing resiko serta pengelolaan perusahaan.
3. Diversifikasi Konglomerasi Untuk Keuntungan Jangka Panjang.
Selain tujuan bertahan dari slow growth market, strategi konglomerasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan valuasi perusahaan atau hanya sekedar meningkatkan profit. Penerapan strategi ideal dapat dilakukan apabila perusahaan memiliki cadangan capex ataupun kerja sama dengan lembaga keuangan untuk mengakuisisi suatu perusahaan. Secara garis besar penerapan ini berlawanan dengan kerangka strategi induk dikarenakan tujuan perusahaan bukan dalam rangka menghindari resiko industri namun lebih kepada meningkatkan keuntungan jangka panjang.4. Menciptakan Alternatif Peluang Dari Berbagai Lini Bisnis.
Strategi diversifikasi konglomerasi dengan banyak lini bisnis akan lebih memilih memanfaatkan portofolio bisnis yang mampu memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di industri masing-masing (resiko industri yang lebih baik dan lebih berpotensi), daripada berupaya memanfaatkan kapitalisasi strategis rantai nilai di antara bisnis.Perusahaan yang menggunakan diversifikasi tidak terkait terus mencari perusahaan yang dapat diperoleh melalui kesepakatan dengan potensi pengembalian investasi yang tinggi. Mengejar diversifikasi yang tidak terkait memerlukan perburuan untuk mengakuisisi perusahaan yang asetnya dinilai rendah, perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, atau perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi tetapi kekurangan modal investasi.
5. Contoh Perusahaan Konglomerasi.
Lippo Group, Rothschild & Co, MNC Group, Alibaba dan CT Corp adalah beberapa perusahaan yang menerapkan strategi konglomerasi. Rothschild & Co bergerak dalam sektor financial services (bank dan investasi), sedangkan Lippo Group dan CT Corp dibentuk menjadi holding beberapa perusahaan yang bergerak dalam sektor industri yang berbeda.Contoh Struktur Group Usaha Konglomerasi dan Anak Perusahaan. |
6. Kajian Pustaka Strategi Konglomerasi (Tidak Terkait).
"An unrelated diversification strategy favors capitalizing on a portfolio of businesses that are capable of delivering excellent financial performance in their respective industries, rather than striving to capitalize on value chain strategic fits among the businesses. Firms that employ unrelated diversification continually search across different industries for companies that can be acquired for a deal and yet have potential to provide a high return on investment. Pursuing unrelated diversification entails being on the hunt to acquire companies whose assets are undervalued, companies that are financially distressed, or companies that have high-growth prospects but are short on investment capital."(Fred. R. David dan Forest. R. David, 131:2016).Sumber :.
1. Fred. R. David dan Forest. R. David. 2017. Strategic Management Competitive Advantages Approach 16th Global Edition, Concept And Cases. London : Pearson Education.
Komentar
Posting Komentar