Pengertian Strategi Diversifikasi
Strategi diversifikasi digunakan untuk memperluas operasi perusahaan dengan menambahkan pasar, produk, layanan, atau tahapan produksi ke bisnis yang ada. Tujuan diversifikasi adalah untuk memungkinkan perusahaan memasuki lini bisnis baru yang berbeda dari operasi saat ini.
Lini bisnis baru dari strategi diversifikasi dapat memperkuat group perusahaan dari iklim ekonomi resesi, persaingan ataupun menghadapi perubahan teknologi. Perubahan teknologi mengharuskan perusahaan untuk beradaptasi dengan meningkatkan sumber daya strategik yang tidak berwujud (knowledge dan intellectual capital), caranya dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki sumber daya tersebut yakni strategi diversifikasi.
Strategi diversifikasi terbagi menjadi dua yakni diversifikasi yang memiliki keterkaitan dengan bisnis eksisting dan diversifikasi unit baru yang tidak ada keterkaitan dengan bisnis eksisting. Usaha baru secara strategis terkait dengan lini bisnis yang ada maka strategi tersebut disebut diversifikasi konsentris (diversifikasi terkait atau related diversification). Diversifikasi konglomerat (diversifikasi tidak terkait atau unrelated diversification) terjadi ketika tidak ada benang merah kecocokan strategis atau hubungan antara lini bisnis baru dan lama; bisnis baru dan lama tidak terkait.
Ada dua jenis umum strategi diversifikasi: diversifikasi terkait dan diversifikasi tidak terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai mereka memiliki kecocokan strategis lintas-bisnis yang bernilai kompetitif; bisnis dikatakan tidak terkait ketika rantai nilai mereka sangat berbeda sehingga tidak ada hubungan lintas-bisnis yang bernilai kompetitif.
Kedua jenis strategi diversifikasi dapat diterapkan untuk menghadapi kondisi rapid growth market atau slow grow market dalam kerangka strategi induk (grand strategies frame work).
Contoh strategi diversifikasi konsentris seperti Coca-cola yang membeli Ades dari Unilever. Ades merupakan produk minuman air mineral dalam kemasan (non soda). Coca-cola dan Ades masih dalam satu industri yang sama yakni FMCG minuman langsung, namun berbeda dalam target pasar.
Apabila kondisi core business sedang menurun (akibat persaingan, dll) atau iklim ekonomi tidak baik untuk industri core business maka holding group masih memiliki lini bisnis dari industri lain yang tidak ada kaitannya dengan core business. Menemukan peluang investasi yang menarik mengharuskan perusahaan untuk mempertimbangkan alternatif dalam jenis bisnis lain. Contoh dari industri yang tidak menarik adalah industri tembakau dan minuman keras di Indonesia.
Lippo Group, Rothschild & Co dan CT Corp adalah beberapa perusahaan yang menerapkan strategi konglomerasi. Rothschild & Co bergerak dalam sektor financial services (bank dan investasi), sedangkan Lippo Group dan CT Corp dibentuk menjadi holding beberapa perusahaan yang bergerak dalam sektor industri yang berbeda.
Contoh sinergi yang tercipta dari diversifikasi konglomerasi CT Corp yang memasarkan Carrefour (department store) di stasiun tv milik CT Corp. Jasa media tv tidak ada keterkaitan secara langsung dengan Carrefour, namun karena masih dalam satu holding, besar kemungkinan Carrefour mendapatkan perlakuan khusus dalam memasarkan jasa di stasiun tv milik CT Corp.
Sumber :
1. https://internasional.kontan.co.id/news/coca-cola-beli-ades-us-575-juta-dari-unilever.
2. http://www.coca-cola.co.id.
Lini bisnis baru dari strategi diversifikasi dapat memperkuat group perusahaan dari iklim ekonomi resesi, persaingan ataupun menghadapi perubahan teknologi. Perubahan teknologi mengharuskan perusahaan untuk beradaptasi dengan meningkatkan sumber daya strategik yang tidak berwujud (knowledge dan intellectual capital), caranya dengan mengakuisisi perusahaan yang memiliki sumber daya tersebut yakni strategi diversifikasi.
Strategi diversifikasi terbagi menjadi dua yakni diversifikasi yang memiliki keterkaitan dengan bisnis eksisting dan diversifikasi unit baru yang tidak ada keterkaitan dengan bisnis eksisting. Usaha baru secara strategis terkait dengan lini bisnis yang ada maka strategi tersebut disebut diversifikasi konsentris (diversifikasi terkait atau related diversification). Diversifikasi konglomerat (diversifikasi tidak terkait atau unrelated diversification) terjadi ketika tidak ada benang merah kecocokan strategis atau hubungan antara lini bisnis baru dan lama; bisnis baru dan lama tidak terkait.
Ada dua jenis umum strategi diversifikasi: diversifikasi terkait dan diversifikasi tidak terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai mereka memiliki kecocokan strategis lintas-bisnis yang bernilai kompetitif; bisnis dikatakan tidak terkait ketika rantai nilai mereka sangat berbeda sehingga tidak ada hubungan lintas-bisnis yang bernilai kompetitif.
Kerangka Strategi Induk, posisi slow growth market dan rapid growth market. |
Kedua jenis strategi diversifikasi dapat diterapkan untuk menghadapi kondisi rapid growth market atau slow grow market dalam kerangka strategi induk (grand strategies frame work).
1. Strategi Diversifikasi Konsentris (Diversifikasi Terkait).
Strategi diversifikasi konsentris (diversifikasi terkait) diterapkan untuk menghadapi rapid growth market. Strategi ini mirip dengan strategi vertikal. Strategi vertikal lebih mengedepankan terbentuknya value chain dari rantai-rantai pendukung (faktor produksi dan supporting line) berupa perusahaan atau SBU yang didirikan, semakin tinggi value chain maka semakin baik. Sedangkan tujuan dari diversifikasi konsentris untuk memperluas cakupan pasar dengan menawarkan variasi produk serta jasa dari industri yang masih terkait dan untuk meningkatkan value. Diversifikasi konsentris menawarkan produk-produk yang lebih terdiversifikasi di dalam sektor industri dan mendapatkan pangsa pasar baru dari produk yang terdiversifikasi menjadi niche product.Contoh strategi diversifikasi konsentris seperti Coca-cola yang membeli Ades dari Unilever. Ades merupakan produk minuman air mineral dalam kemasan (non soda). Coca-cola dan Ades masih dalam satu industri yang sama yakni FMCG minuman langsung, namun berbeda dalam target pasar.
Diversifikasi konsentris. |
2. Strategi Diversifikasi Konglomerasi (Diversifikasi Tidak Terkait).
Resiko yang terdiversifikasi dari berbagai lini bisnis dapat meminimalisir resiko akibat perubahan yang akan berdampak pada industri atau akibat persaingan di industri tertentu. Perubahan yang berdampak pada lingkungan industri bisa berupa regulas industri ataupun penurunan industri dan sebagainya, sedangkan strategi diversifikasi ketidaksanggupan menghadapi persaingan merupakan keputusan antisipasi yang baik dari pada perusahaan diharuskan untuk divestasi, likuidasi dan rentechment untuk mengurangi kerugian.Apabila kondisi core business sedang menurun (akibat persaingan, dll) atau iklim ekonomi tidak baik untuk industri core business maka holding group masih memiliki lini bisnis dari industri lain yang tidak ada kaitannya dengan core business. Menemukan peluang investasi yang menarik mengharuskan perusahaan untuk mempertimbangkan alternatif dalam jenis bisnis lain. Contoh dari industri yang tidak menarik adalah industri tembakau dan minuman keras di Indonesia.
2.1 Diversifikasi Resiko Konglomerasi.
Resiko yang terdiversifikasi dari berbagai lini bisnis dapat meminimalisir resiko akibat perubahan iklim ekonomi yang akan berdampak pada industri atau akibat persaingan di industri tertentu. Apabila core business industri sedang menurun (akibat persaingan, dll) dan iklim ekonomi tidak baik untuk industri core business maka holding group masih memiliki lini bisnis dari industri lain yang tidak ada kaitannya dengan core business.2.2 Konglomerasi Untuk Jangka Panjang.
Selain tujuan bertahan dari slow growth market, strategi konglomerasi juga dapat digunakan untuk meningkatkan valuasi perusahaan atau hanya sekedar meningkatkan profit. Penerapan strategi ideal dapat dilakukan apabila perusahaan memiliki cadangan capex ataupun kerja sama dengan lembaga keuangan untuk mengakuisisi suatu perusahaan. Secara garis besar penerapan ini berlawanan dengan kerangka strategi induk dikarenakan tujuan perusahaan bukan dalam rangka menghindari resiko industri namun lebih kepada meningkatkan keuntungan jangka panjang.Lippo Group, Rothschild & Co dan CT Corp adalah beberapa perusahaan yang menerapkan strategi konglomerasi. Rothschild & Co bergerak dalam sektor financial services (bank dan investasi), sedangkan Lippo Group dan CT Corp dibentuk menjadi holding beberapa perusahaan yang bergerak dalam sektor industri yang berbeda.
3. Perbedaan Strategi Diversifikasi Konsentris dan Konglomerasi.
3.1 Rapid Growth Market VS Slow Growth Market.
Strategi diversifikasi konsentris akan lebih optimal apabila diterapkan pada keadaan industri sedang rapid growth, diversifikasi konglomerasi diterapkan ketika perusahaan ingin menghindari industri eksisting dan membeli perusahaan dari industri yang berbeda dengan harapan untuk menjaga kestabilan konsolidasi dari iklim industri eksisting yang sedang tidak baik dan juga serangan dari pesaing.3.2 Perbedaan Peluang Pasar dan Target Market.
Diversifikasi konglomerasi menciptakan alternatif peluang yang terdapat di industri lain, sedangkan diversifikasi konsentris menciptakan peluang dari segmen pasar baru yang sebelumnya tidak terjangkau melalui value produk eksisting dan juga peluang untuk mendapatkan pasar niche suatu industri.3.3 Perbedaan Sinergi Diversifikasi Konsentris dan Diversifikasi Konglomerasi.
Strategi diversifikasi konsentris secara perlahan akan menciptakan sinergi antara linis bisnis baru dengan lini bisnis lama karena masih terdapat keterkaitan antara lini bisnis. Diversifikasi konglomerasi sulit untuk menghadirkan sinergi antara lini bisnis yang secara langsung tercipta, keberadaan unit bisnis baru dapat bersinergi secara tidak langsung sebagai supporting unit karena masih dalam satu holding yang sama.Contoh sinergi yang tercipta dari diversifikasi konglomerasi CT Corp yang memasarkan Carrefour (department store) di stasiun tv milik CT Corp. Jasa media tv tidak ada keterkaitan secara langsung dengan Carrefour, namun karena masih dalam satu holding, besar kemungkinan Carrefour mendapatkan perlakuan khusus dalam memasarkan jasa di stasiun tv milik CT Corp.
Sumber :
1. https://internasional.kontan.co.id/news/coca-cola-beli-ades-us-575-juta-dari-unilever.
2. http://www.coca-cola.co.id.
Komentar
Posting Komentar