Apa Itu Strategi Retrenchment, Penghematan, Turn Around? Pengeritan.
Strategi Retrenchment atau strategi penghematan atau strategi turnaround adalah bagian dari strategi bertahan dalam empat macam tipe strategi (integrasi, insentif, diversifikasi dan bertahan).
Lima pedoman kapan penghematan bisa menjadi strategi yang sangat efektif untuk dilakukan adalah sebagai berikut:
- Perusahaan memiliki kompetensi yang jelas berbeda tetapi telah gagal secara konsisten untuk memenuhi tujuan dan sasarannya dari waktu ke waktu.
- Perusahaan tidak mempertahankan keunggulan bersaing dalam kompetisi di industri tertentu dan merupakan pesaing yang lemah.
- Perusahaan memiliki masalah inefisiensi, profitabilitas rendah, moral karyawan yang buruk, dan tekanan dari pemegang saham untuk meningkatkan kinerja.
- Perusahaan telah gagal memanfaatkan peluang eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, memanfaatkan kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu; yaitu, ketika manajer strategis organisasi telah gagal (dan mungkin akan digantikan oleh individu yang lebih kompeten).
- Sebuah organisasi telah tumbuh begitu besar dengan begitu cepat sehingga diperlukan reorganisasi internal yang besar.
Strategi terjadi ketika sebuah organisasi berkumpul kembali melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalikkan penjualan dan laba yang menurun. Kadang-kadang disebut strategi turnaround atau reorganizational, retrenchment dirancang untuk memperkuat kompetensi dasar khas organisasi.
Selama retrenchment, ahli strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari pemegang saham, karyawan, dan media. Penghematan dapat melibatkan penjualan tanah dan bangunan (aset tetap) untuk mendapatkan uang tunai yang dibutuhkan, memangkas lini produk, menutup bisnis marjinal (dengan divestasi unit bisnis, hak kekayaan intelektual, divestasi perizinan/keahlian atau likuidasi atau pailit), menutup pabrik usang, mengotomatisasi proses, mengurangi jumlah karyawan, dan melembagakan sistem pengendalian biaya (mendirikan special purpose vehichle).
1. Ada Berapa Jenis Strategi Retrenchment atau Penghematan?.
Strategi Retrenchment atau Penghematan terbagi menjadi beberapa strategi yaitu:
1.1 Pengertian Strategi Penciutan
Strategi ini diterapkan pada Strategic Business Unit (SBU) yang sudah tidak memberikan kontribusi kinerja baik pada holding dengan cara menjual hak SBU kepada pesaing lain/perusahaan lain sehingga Manajemen dapat fokus menjalankan SBU yang menjadi keahliannya atau dapat juga diterapkan dengan cara melakukan pemutusan kerja kepada karyawan-karyawan yang sudah tidak berkinerja baik di SBU yang tidak lagi memberikan kinerja baik dalam rangka penghematan cost SBU.
1.2. Pengertian Strategi Divestasi.
Strategi divestasi adalah menjual asset, kepemilikan saham di subsidiari (perusahaan anak), menjual hak kekayaan intelektual (perizinan tambang, perizinan lembaga keuangan) dan/atau menjual asset lainnya yang masih tercatat milik Perusahaan.
1.2.1 Kapan Strategi Divestasi diterapkan?
Strategi ini diterapkan ketika Perusahaan sedang dalam kondisi yang tidak baik dari segi pemenuhan kewajiban kepada pihak ketiga dalam bentuk utang beresiko seperti utang bank atau penjualan diterima dimuka yang memiliki klausul perjanjian beresiko untuk dipailitkan. Selain syarat diatas, perusahaan juga harus memiliki sesuatu keadaan dimana perusahaan dapat kembali menjadi baik seperti memiliki sumber daya manusia yang bagus atau asset lainnya yang berharga, sehingga hasil divestasi dapat dimaksimalkan dengan baik untuk mendukung operasional Perusahaan.Strategi ini dieksekusi sebelum Perusahaan dituntut wanprestasi, pailit, PKPU (penundaan kewajiban pembayaran utang) dan dilikuidasi oleh bank. Ketika dirasa kedepannya kondisi perekonomian akan memberatkan Perusahaan dan PKPU, pailit, wanprestasi dan likuidisasi sangat beresiko dan memberikan dampak kerugian yang besar maka lebih mendivestasikan assetnya untuk perbaikan kinerja Perusahaan.
1. 3. Pengertian Strategi Likuidasi.
Strategi likuidasi adalah menjual aset perusahaan namun dengan harga yang telah turun dari harga standar di pasaran atau jual cepat sehingga perusahaan mendapatkan likuiditas yang baik untuk memenuhi kewajiban kepada debitur.
Strategi likuidasi serupa dengan divestasi yaitu menjual asset, letak perbedaannya terdapat pada kebutuhan kas yang mendesak. Biasanya strategi likuidasi diterapkan pada perusahaan yang memiliki kredit bermasalah di perbankan atau lembaga pembiayaan lainnya dengan kolektibilitas diatas 2, nunggak lebih dari 3 bulan.
1.3.1 Apa Alasan Atau Tujuan Strategi Likuidasi?
Perusahaan mengambil keputusan likuidasi asset agar perusahaan dan pemegang saham terhindar dari resiko yang lebih besar lagi seperti gugatan pailit atau PKPU yang apabila dinyatakan pailit oleh pengadilan niaga maka perusahaan harus membayar seluruh hutang, jika Perusahaan sudah tidak memiliki asset yang bisa dijual maka kekayaan pribadi pemegang saham akan digunakan untuk membayar hutang sesuai dengan porsi kepemilikan saham di perusahaan.
Likuidasi juga digunakan untuk menutup perusahaan yang sudah tidak lagi memberikan kontribusi yang bagus untuk holding, jadi strategi ini bukan hanya untuk membayar hutang kepada kreditor beresiko namun bisa juga digunakan untuk membubarkan perusahaan yang tidak memiliki masa depannya.
Strategi Retrencment, Penciutan, Turn Around. |
1.4. Pengertian Strategi PKPU, Pailit (Bankrupt/bankrut).
Strategi Pailit, PKPU atau bangkrut adalah strategi yang dilakukan Perusahaan dengan mengajukan PKPU kepengadilan niaga sebelum kreditor yang mengajukan. Strategi PKPU biasanya dilakukan untuk mengulur waktu agar perusahaan bisa menyelesaikan utangnya ketika mendapatkan fresh cash dari keputusan likuidasi dan divestasi.
1.4.1 Apa Resiko dan Manfaat Strategi Bankruptcy?
Strategi ini sangat beresiko karena strategi ini bergantung pada keputusan pengadilan niaga. Pengadilan niaga bisa menerima permohonan PKPU dari Perusahaan atau pengadilan niaga menolak usulan PKPU sehingga perusahaan dipailitkan yang pada akhirnya seluruh hutang harus dibayarkan oleh perusahaan dan/atau pemegang saham.
Ketika strategi PKPU dan Pailit dilakukan maka perusahaan harus memilki tim yang bagus dan kompeten untuk menyusun usulan damai kepada kreditur, perusahaan juga harus memiliki antisipasi berupa "upaya untuk meminimalisir kerugian" apabila pengadilan menetapkan pailit yang merugikan perusahaan dan/atau pemegang saham. Upaya untuk meminimalisir kerugian akan dibahas pada artikel berikutnya terkait pembahasan Special Purpose Vehicle.
2. Apakah Initial Public Offering Saham Termasuk Strategi Retrenchment?
IPO bisa masuk kedalam strategi pengembangan dan/atau juga strategi retrenchment, tergantung dari struktur penawaran yang akan ditawarkan kepada masyarakat dan tujuan penggunaan dana dari IPO dan kinerja perusahaan setelah listing.
Beberapa kasus IPO, pemegang saham memang ingin melakukan divestasi saham dan exit dari perusahaan yang di IPO kan. Keputusan tersebut diambil karena menawarkan saham ke public lebih mudah dan cepat untuk perusahaan yang memiliki fundamental yang tidak menarik, ketimbang menawarkan ke private equity yang menginginkan valuasi murah, bisnis menarik dan fundamental bagus.
Untuk kasus tertentu, setelah beberapa sejak IPO, perusahaan tersebut dapat terus bertahan di bursa dengan dimonetasi sahamnya, atau melakukan tender offer jika perusahaan ada yang mau mengtake over pengendali atau dellisting dengan harga penawaran yang lebih menarik bagi pemegang saham bukan independen.
Perlu diingat juga, walaupun ke private equity sulit karena permasalahan valuasi, namun IPO sendiri tidaklah mudah, membutuhkan banyak upaya, uang, pikiran, waktu, untuk beberapa kasus akan ada biaya-biaya dan upaya yang tidak regular ketimbang divestasi ke private equity.
Untuk contoh kasus disclosure IPO dengan tujuan divestasi adalah IPO PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE).
Untuk Bacaan:
PKPU
Pailit
Divestasi
Likuidasi
Komentar
Posting Komentar