Kompetensi Inti, Rantai Nilai Porter dan Keunggulan Bersaing (Core Competency, Porter's Value Chain and Competitive Advantages)
Keunggulan Bersaing (Competitive Advantages).
Keunggulan kompetitif atau keunggulan bersaing (competitive advantage) adalah kemampuan yang diperoleh melalui karakteristik dan sumber daya suatu perusahaan untuk memiliki kinerja yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lain pada industri atau pasar yang sama.Menurut Prof. Dr. Sofjan Assauri, MBA pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan diukur besarnya keuntungan perusahaan, keuntungan optimal yang didapatkan terhadap modal investasi perusahaan dan penguasaan pasar dengan share terbesar. Keberhasilan pencapaian perusahaan dalam persaingan hanya dimungkinkan bila perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing.
Terdapat beberapa cara untuk mencapai keunggulan bersaing dalam bisnis, pada pembahasan kali akan dibahas pencapaian keunggulan bersaing dengan konsep kompetensi inti dan rantai nilai.
Rantai nilai menurut Wheelen & Hunger dalam buku Strategic Management and Business Policy.
Rantai Nilai Porter (Porter's Value Chain).
Analisis rantai nilai dikembangkan oleh Michael Porter. Analisis rantai nilai adalah mengkaji aktivitas perusahaan dalam penciptaan nilai, besarnya nilai yang didapat berdasarkan total revenue, bila total revenue melebihi total cost maka dikatakan perusahaan memperoleh keuntungan dari aktivitas rantai nilai. Analisis rantai nilai terdiri dari dua bagian, yaitu aktivitas utama dan aktivitas pendukung.Rantai nilai menurut Wheelen & Hunger dalam buku Strategic Management and Business Policy.
Rantai Nilai (Value Chain) Porter. |
Aktivitas utama merupakan aktivitas utama perusahaan untuk menghasilkan profit, dimulai saat produksi sampai dengan after sales service atau feedback dari konsument, primary activities value chain terdiri dari :.
1. Inbound logistic (raw material handling and warehousing raw material).
2. Operasi (machining, assembling and testing).
3. Outbound logistic (warehousing and distribution of finished goods).
4. Marketing and sales (advertising, promotion, pricing and chanel relations).
5. Service (installation, repair and parts).
Aktivitas pendukung bukan aktivitas utama operasional perusahaan, namun kehadiran support activity akan mendukung terbentuknya keunggulan bersaing.
Tanpa aktivitas pendukung bisnis masih dapat berjalan, namun keunggulan bersaing sulit dicapai tanpa ada dukungan dari support activity.
Besaran kontribusi support activity sangat tergantung dari sumber daya strategik perusahaan, aktivitas pendukung dalam rantai nilai porter terdiri dari :.
Tanpa aktivitas pendukung bisnis masih dapat berjalan, namun keunggulan bersaing sulit dicapai tanpa ada dukungan dari support activity.
Besaran kontribusi support activity sangat tergantung dari sumber daya strategik perusahaan, aktivitas pendukung dalam rantai nilai porter terdiri dari :.
1. Infrastruktur perusahaan (general management, accounting, finance and strategic planning).
2. Manajemen sumber daya manusia (recruiting, training and development).
3. Pengembangan Teknology (research & development, product and process improvement).
4. Pengadaan/Procurement (Purchasing of raw material, machines, supplies).
Kompetensi Inti (Core Competency).
Definisi kompetensi inti sebagai pembelajaran kolektif di dalam organisasi, terutama untuk mengoordinasikan beragam keterampilan produksi serta mengintegrasikan aneka jalur teknologi. Makna pembelajaran yang disebutkan diatas ialah perbaikan berkesinambungan untuk mencapai kesempurnaan.Kompetensi inti harus memenuhi tiga kriteria, yaitu:
1. Menyediakan akses potensial kepada berbagai pasar yang luas,
2. Memberikan kontribusi signifikan terhadap manfaat produk akhir yang diterima pelanggan,
3. Sulit ditiru oleh pesaing.
Menyediakan akses potensial artinya bahwa produk-produk yang ditawarkan oleh perusahaan dapat diserap oleh banyak segmen pasar.
Memberikan kontribusi signifikan terhadap manfaat produk akhir yang diterima pelanggan, artinya produk akhir yang diterima memberikan value yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing lainnya.
Sulit ditiru oleh pesaing merupakan tahapan tertinggi yang dicapai oleh perusahaan, tahapan ini akan tercapai jika memenuhi beberapa syarat yang dikenal sebagai model VRINE.
Pengertian VRINE.
VRINE merupakan kepanjangan dari Valuable, Rarity, Inimitable, Non-substitutable dan exploitable. Penerapan VRINE sekaligus akan mendukung proses rantai nilai, selain itu VRINE juga bagian dari konsep kompetensi inti perusahaan.
Ada lima ciri atau karakteristik utama yang menentukan apakah sumber daya atau kapabilitas dapat membantu perusahaan dalam mencapai kinerja superior sekaligus memperoleh keunggulan bersaing. Kelima kriteria tersebut adalah valuable, rarity, inimitable, non-substitutable dan exploitable.
VRINE Model. |
Valuable adalah sumber daya atau kapabilitas yang dimiliki dapat bermanfaat bagi suatu perusahaan guna mendapatkan keunggulan yang optimal atau dapat menangkis ancaman pesaing di dalam lingkungannya. (BACA kembali artikel internal analisis)
Rarity adalah kapabilitas dan sumber daya yang relatif langka bagi perusahaan, dengan adanya rarity maka sumber daya yang valuable tidak jarang dapat berkontribusi untuk keunggulan bersaing.
Inimitable atau kriteria tidak mudah ditiru mendukung untuk dicapainya keunggulan bersaing bagi perusahaan yang mempunyai valuable dan rarity serta kapabilitas yang tinggi. Immitability tercapai ketika pesaing tidak mendapatkan sumber daya atau kapabilitas valuable dan rarity secara tepat dan cepat atau biaya terlalu mahal.
Non-substitutable akan dapat dipenuhi bila pesaing tidak mendapatkan manfaat yang sama dari produk yang diciptakan untuk bersaing dengan menggunakan alternatif sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki.
Exploitable dapat diperoleh jika perusahaan dapat mengolah sumber daya dan kapabilitas untuk mendapatkan keuntungan dan value yang lebih dari pesaing.
BACA JUGA :.
Analisis Internal : Untuk Menentukan Strength dan Weakness.
Komentar
Posting Komentar