Pengertian Gross Profit Margin (Rasio Margin Laba Kotor)
Membandingkan laba kotor dengan pendapatan penjualan. Ini menunjukkan berapa banyak penghasilan bisnis, dengan mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa.
Rasio margin laba kotor yang tinggi mencerminkan efisiensi operasi inti yang lebih tinggi, yang berarti masih dapat menutupi biaya operasi, biaya tetap, dividen, dan depresiasi, sementara juga memberikan laba bersih kepada bisnis.
Di sisi lain, margin keuntungan yang rendah menunjukkan harga pokok penjualan yang tinggi, yang dapat dikaitkan dengan kebijakan pembelian yang merugikan, harga jual rendah, penjualan rendah, persaingan pasar yang ketat, atau kebijakan promosi penjualan yang salah.
Peningkatan persentase gross profit margin dari tahun ke tahun menandakan bahwa proses pengadaan bahan baku mengalami perbaikan dari sisi SOP pengadaan bahan baku, dapat dijual dengan margin yang besar, atau mendapatkan supplier yang lebih murah dibandingkan supplier eksisting.
Selain sebagai bahan operasional audit, informasi gross profit margin dapat juga digunakan untuk membuat proyeksi keuangan perusahaan. Rata-rata gross profit margin akan digunakan sebagai driver proyeksi laba rugi perusahaan beberapa tahun kedepan.
Proyeksi keuangan atau proyeksi arus kas (cash flow projection) sering digunakan dalam project financing, pembiayaan proyek, kredit investasi, kredit modal kerja, penilaian asset perusahaan, penilaian saham dan studi kelayakan.
Gross Profit Margin = (Sales - HPP) / Sales = (7.000.000.000 - 4.000.000.000) / 4.000.000.000.
Gross Profit Margin = 3.000.000.000 / 7.000.000.000 = 42,86%.
Sumber :.
1. Gitman, Lawrence, J dan Chad J. Zutter. 2015. Principles of Managerial Finance Brief 7th Edition. Boston: Prentice Hall.
2. Rosenbaum, Joshua dan Joshua Pearl. 2009. Investment Banking, Valuation, Leveraged Buyouts, and Mergers & Acquisitions. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
3. Reilly, Frank K dan Ketih C. Brown. 2012. Investment Analysis and Portfolio Management 10th Edition. Mason USA:South-Western Cengage Learning.
Rasio margin laba kotor yang tinggi mencerminkan efisiensi operasi inti yang lebih tinggi, yang berarti masih dapat menutupi biaya operasi, biaya tetap, dividen, dan depresiasi, sementara juga memberikan laba bersih kepada bisnis.
Di sisi lain, margin keuntungan yang rendah menunjukkan harga pokok penjualan yang tinggi, yang dapat dikaitkan dengan kebijakan pembelian yang merugikan, harga jual rendah, penjualan rendah, persaingan pasar yang ketat, atau kebijakan promosi penjualan yang salah.
Kajian Pustaka Rasio Gross Profit Margin.
Landasan teori margin laba kotor adalah sebagai berikut :
"The gross profit margin measures the percentage of each sales dollar remaining after the firm has paid for its goods. The higher the gross profit margin, the better (that is, the lower the relative cost of merchandise sold). (Lawrence J. Gitman dan Chad J. Zutter, 75:2015)".
"Gross profit margin (“gross margin”) measures the percentage of sales remaining after subtracting COGS. It is driven by a company’s direct cost per unit, such as materials, manufacturing, and direct labor involved in production. These costs are typically largely variable, as opposed to corporate overhead which is more fixed in nature. Companies ideally seek to increase their gross margin through a combination of improved sourcing/procurement of raw materials and enhanced pricing power, as well as by improving the efficiency of manufacturing facilities and processes. (Joshua Rosenbaum dan Joshua Pearl, 35:2009)".
"This ratio indicates the basic cost structure of the firm. An analysis of this ratio over time shows the firm’s relative cost-price position. As always, we must compare these margins to comparable industry results and to major competitors. Notably, this margin can also be impacted by a change in the firm’s product mix toward higher or lower profit margin items, which is why an analyst would ideally want to know the breakdown of sales by divisions and also the relative profitability of each division. (Frank K. Reilly dan Ketih C. Brown, 287:2012)".
"The gross profit margin measures the percentage of each sales dollar remaining after the firm has paid for its goods. The higher the gross profit margin, the better (that is, the lower the relative cost of merchandise sold). (Lawrence J. Gitman dan Chad J. Zutter, 75:2015)".
"Gross profit margin (“gross margin”) measures the percentage of sales remaining after subtracting COGS. It is driven by a company’s direct cost per unit, such as materials, manufacturing, and direct labor involved in production. These costs are typically largely variable, as opposed to corporate overhead which is more fixed in nature. Companies ideally seek to increase their gross margin through a combination of improved sourcing/procurement of raw materials and enhanced pricing power, as well as by improving the efficiency of manufacturing facilities and processes. (Joshua Rosenbaum dan Joshua Pearl, 35:2009)".
"This ratio indicates the basic cost structure of the firm. An analysis of this ratio over time shows the firm’s relative cost-price position. As always, we must compare these margins to comparable industry results and to major competitors. Notably, this margin can also be impacted by a change in the firm’s product mix toward higher or lower profit margin items, which is why an analyst would ideally want to know the breakdown of sales by divisions and also the relative profitability of each division. (Frank K. Reilly dan Ketih C. Brown, 287:2012)".
Rumus atau Formula Gross Profit Margin.
Rumus Rasio Margin Laba Kotor. |
Tujuan Gross Profit Margin.
Untuk mengetahui persentase laba kotor terhadap sales. Historis peningkatan persentase gross profit margin dapat disebabkan oleh penurunan komponen biaya yang terdapat di perhitungan rumus HPP bersih (biaya ongkos kirim, biaya bahan baku) dan peningkatan margin harga jual.Peningkatan persentase gross profit margin dari tahun ke tahun menandakan bahwa proses pengadaan bahan baku mengalami perbaikan dari sisi SOP pengadaan bahan baku, dapat dijual dengan margin yang besar, atau mendapatkan supplier yang lebih murah dibandingkan supplier eksisting.
Penerapan Gross Profit Margin.
Implementasi gross profit margin dibutuhkan data pembanding competitor yang sejenis dan setara, setelah itu dibandingkan dengan rata rata gross profit margin sektor industri. Data pembanding akan menjadi acuan seberapa besar optimalisasi pengadaan bahan baku dan maksimalisasi harga jual, jika gross profit margin lebih besar dari competitor dan rata rata sektor indusri maka manajemen telah melakukan upaya yang baik dalam pengadaan bahan baku dan penetapan harga jual.Selain sebagai bahan operasional audit, informasi gross profit margin dapat juga digunakan untuk membuat proyeksi keuangan perusahaan. Rata-rata gross profit margin akan digunakan sebagai driver proyeksi laba rugi perusahaan beberapa tahun kedepan.
Proyeksi keuangan atau proyeksi arus kas (cash flow projection) sering digunakan dalam project financing, pembiayaan proyek, kredit investasi, kredit modal kerja, penilaian asset perusahaan, penilaian saham dan studi kelayakan.
Cara Menghitung Gross Profit Margin.
Diketahui penjualan PT. ABC pada laporan laba rugi tahun 2018 sebesar Rp. 7.000.000.000,-, harga pokok penjualan pada laporan laba rugi tahun 2018 sebesar Rp. 4.000.000.000,-, berapakah gross profit margin?.Gross Profit Margin = (Sales - HPP) / Sales = (7.000.000.000 - 4.000.000.000) / 4.000.000.000.
Gross Profit Margin = 3.000.000.000 / 7.000.000.000 = 42,86%.
Sumber :.
1. Gitman, Lawrence, J dan Chad J. Zutter. 2015. Principles of Managerial Finance Brief 7th Edition. Boston: Prentice Hall.
2. Rosenbaum, Joshua dan Joshua Pearl. 2009. Investment Banking, Valuation, Leveraged Buyouts, and Mergers & Acquisitions. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
3. Reilly, Frank K dan Ketih C. Brown. 2012. Investment Analysis and Portfolio Management 10th Edition. Mason USA:South-Western Cengage Learning.
Komentar
Posting Komentar