Translate

Pengertian Teori Hierarki Kebutuhan Maslow

Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan Pengertian Teori Hierarki Kebutuhan Maslow beserta rangkuman kajian pustaka teori hierarki kebutuhan maslow dan selain penjelasan, dilampirkan juga file unduhan ebook dan epaper yang menjadi referensi di postingan teori hierarki maslow.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow 3.
Piramida Teori Hierarki Kebutuhan Maslow.

Pengertian Teori Hierarki Kebutuhan Maslow adalah sebagai berikut :.

The Physiological Needs atau Kebutuhan Fisiologis.

Kebutuhan paling dasar pada setiap orang adalah kebutuhan fisiologis yakni kebutuhan untuk mempertahankan hidupnya secara fisik.

Kebutuhan-kebutuhan itu seperti kebutuhan akan makanan, minuman, tempat berteduh, tidur dan oksigen (sandang, pangan, papan).

Kebutuhan-kebutuhan fisiologis adalah potensi paling dasar dan besar bagi semua pemenuhan kebutuhan di atasnya. 

Kajian Pustaka.

The needs that are usually taken as the starting point for motivation theory are the so-called physiological drives. Two recent lines of research make it necessary to revise our customary notions about these needs: first, the development of the concept of homeostasis, and second, the finding that appetites (preferential choices among foods) are a fairly efficient indication of actual needs or lacks in the body. (P. 35 : 1954) atau loncat ke halaman 61 dalam tampilan PDF.

Artinya.

Kebutuhan yang biasanya diambil sebagai titik awal untuk teori motivasi adalah apa yang disebut dorongan fisiologis. 

Dua jalur penelitian baru-baru ini perlu untuk merevisi konsep-konsep kebiasaan kita tentang kebutuhan-kebutuhan ini: pertama, pengembangan konsep homeostasis, dan kedua, temuan bahwa selera (pilihan preferensial di antara makanan) adalah indikasi yang cukup efisien dari kebutuhan aktual atau kekurangan di dalam tubuh.


The Safety Needs atau Kebutuhan Akan Rasa Aman.

Setelah kebutuhan-kebutuhan fisiologis terpuaskan secukupnya, muncullah apa yang disebut Maslow sebagai kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman.

Kebutuhan-kebutuhan akan rasa aman ini diantaranya adalah rasa aman fisik, stabilitas, ketergantungan, perlindungan dan kebebasan dari daya-daya mengancam seperti kriminalitas, perang, terorisme, penyakit, takut, cemas, bahaya, kerusuhan dan bencana alam.

Kajian Pustaka.

If the physiological needs are relatively well gratified, there then emerges a new set of needs, which we may categorize roughly as the safety needs (security; stability; dependency; protection; freedom from fear, from anxiety and chaos; need for structure, order, law, limits; strength in the protector; and so on). All that has been said to the physiological needs is equally true, although in less degree, of these desires. The organism may equally well be wholly dominated by them. They may serve as the almost exclusive organizers of behavior, recruiting all the capacities of the organism itt their service, and we may then fairly describe the whole organism as a safety-seeking mechanism. Again we may say of the receptors, the effectors, of the intellect, and of the other capacities that they are primarily safety-seeking tools. Again, as in the hungry man, we find that the dominating goal is a strong determinant not only of his current world outlook and philosophy but also of Isis philosophy of the future and of values. Practically everything looks less important than safety and protection (even sometimes the physiological needs, which, being satisfied, are now underestimated). A man in this state, if it is extreme enough and chronic enough, may be characterized as living almost for safety alone. (P. 39 : 1954) atau loncat ke halaman 65 dalam tampilan PDF.

Artinya.

Jika kebutuhan fisiologis cukup memuaskan, kemudian muncul seperangkat kebutuhan baru, yang dapat kita kategorikan kira-kira sebagai kebutuhan keselamatan (keamanan; stabilitas; ketergantungan; perlindungan; kebebasan dari rasa takut, dari kecemasan dan kekacauan; kebutuhan akan struktur, ketertiban). , hukum, batas, kekuatan dalam pelindung, dan sebagainya).

Semua yang telah dikatakan pada kebutuhan fisiologis sama benarnya, meskipun dalam tingkatan yang kurang, dari keinginan-keinginan ini. Organisme sama-sama dapat sepenuhnya dikuasai oleh mereka.

Mereka dapat berfungsi sebagai organisator perilaku yang hampir eksklusif, merekrut semua kapasitas dari organisme itu atas layanan mereka, dan kita kemudian dapat secara adil menggambarkan keseluruhan organisme sebagai mekanisme pencarian keselamatan.

Sekali lagi kita dapat mengatakan tentang reseptor, efektor, intelektualitas, dan kapasitas lain yang mereka terutama alat pencari keselamatan.

Sekali lagi, sebagaimana dalam manusia yang lapar, kita menemukan bahwa tujuan yang mendominasi adalah determinan yang kuat tidak hanya dari pandangan dunia dan filsafatnya saat ini tetapi juga filsafat Isis tentang masa depan dan nilai-nilai.

Secara praktis semuanya terlihat kurang penting daripada keselamatan dan perlindungan (bahkan terkadang kebutuhan fisiologis, yang, merasa puas, sekarang diremehkan). Seorang lelaki dalam keadaan ini, jika cukup ekstrem dan cukup kronis, dapat dikarakteristikan hidup hanya untuk keselamatan saja.

The Belongingness and Love Needs atau Kebutuhan Akan Rasa Memiliki dan Kasih Sayang.

Jika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan akan rasa aman telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki-dimiliki. 

Kebutuhan-kebutuhan ini meliputi dorongan untuk dibutuhkan oleh orang lain agar ia dianggap sebagai warga komunitas sosialnya.

Bentuk akan pemenuhan kebutuhan ini seperti bersahabat, keinginan memiliki pasangan dan keturunan, kebutuhan untuk dekat pada keluarga dan kebutuhan antarpribadi seperti kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta.

Kajian Pustaka.

If both the physiological and the safety needs are fairly well gratified, there will emerge the love and affection and belongingness needs, and the whole cycle already described will repeat itself with this new center. Now the person will feel keenly, as never before, the absence of friends, or a sweetheart, or a wife, or children. He will hunger for affectionate relations with people in general, namely, for a place in his group or family, and he will strive with great intensity to achieve this goal. He will want to attain such a place more than anything else in the world and may even forget that once, when he was hungry, he sneered at love as unreal or unnecessary or unimportant. Now he will feel sharply the pangs of loneliness, of ostracism, of rejection, of friendlessness, of rootlessness. (P. 43 : 1954) atau loncat ke halaman 69 dalam tampilan PDF.

Artinya.

Jika kebutuhan fisiologis dan keselamatan cukup baik, maka akan muncul kebutuhan kasih sayang dan kasih sayang, dan seluruh siklus yang sudah dijelaskan akan terulang dengan pusat baru ini.

Sekarang orang akan merasa sangat, tidak seperti sebelumnya, tidak adanya teman, atau kekasih, atau istri, atau anak-anak.

Dia akan merasa lapar akan hubungan yang penuh kasih sayang dengan orang-orang pada umumnya, yaitu, untuk sebuah tempat di kelompok atau keluarganya, dan dia akan berusaha dengan sangat kuat untuk mencapai tujuan ini.

Dia akan ingin mencapai tempat seperti itu lebih dari apa pun di dunia dan bahkan mungkin lupa bahwa sekali, ketika dia lapar, dia mencemooh cinta sebagai tidak nyata atau tidak perlu atau tidak penting. Sekarang dia akan merasakan kepedihan kesepian, pengucilan, penolakan, tanpa persahabatan, tanpa akar.


The Esteem Needs atau Kebutuhan Penghargaan.

Setelah kebutuhan dicintai dan dimiliki tercukupi, selanjutnya manusia akan bebas untuk mengejar kebutuhan egonya atas keinginan untuk berprestasi dan memiliki prestise.

Maslow menemukan bahwa setiap orang yang memiliki dua kategori mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan lebih tinggi.

Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi.

Kebutuhan yang tinggi adalah kebutuhan akan harga diri termasuk perasaan, keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian dan kebebasan.

Kajian Pustaka.

All people in our society (with a few pathological exceptions) have a need or desire for a stable, firmly based, usually high evaluation of themselves, for self-respect, or self-esteem, and for the esteem of others. These needs may therefore be classified into two subsidiary sets. These are, first, the desire for strength, for achievement, for adequacy, for mastery and com- petence, for confidence in the face of the world, and for independence and freedom.4 Second, we have what we may call the desire for reputation or prestige (defining it as respect or esteem from other people), status, fame and glory, dominance, recognition, attention, importance, dignity, or appreciation. These needs have been relatively stressed by Alfred Adler and his followers, and have been relatively neglected by Freud. More and more today, however, there is appearing widespread appreciation of their central importance, among psychoanalysts as well as among clinical psychologists. (P. 45 : 1954) atau loncat ke halaman 71 dalam tampilan PDF.

Artinya.

KEBUTUHAN PENGHARGAAN.

Semua orang dalam masyarakat kita (dengan beberapa pengecualian patologis) memiliki kebutuhan atau keinginan untuk evaluasi yang stabil, berdasarkan kuat, biasanya tinggi tentang diri mereka sendiri, untuk menghargai diri sendiri, atau harga diri, dan untuk harga diri orang lain.

Oleh karena itu kebutuhan ini dapat diklasifikasikan menjadi dua set anak perusahaan.

Pertama, keinginan untuk kekuatan, untuk pencapaian, kecukupan, untuk penguasaan dan kompetensi, untuk kepercayaan di muka dunia, dan untuk kemerdekaan dan kebebasan.

Kedua, kita memiliki apa yang kita sebut keinginan untuk reputasi atau prestise (mendefinisikannya sebagai penghargaan atau penghargaan dari orang lain), status, ketenaran dan kemuliaan, dominasi, pengakuan, perhatian, kepentingan, martabat, atau penghargaan.

Kebutuhan-kebutuhan ini relatif ditekankan oleh Alfred Adler dan para pengikutnya, dan relatif telah diabaikan oleh Freud. Lebih dan lebih hari ini, bagaimanapun, ada muncul apresiasi luas tentang kepentingan utama mereka, di antara psikoanalis serta di antara psikolog klinis.


The Need For Self-Actualization / Kebutuhan Aktualisasi Diri.

Tingkatan terakhir dari kebutuhan dasar Maslow adalah aktualisasi diri, yaitu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain.

Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.

Kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan, tetapi melibatkan keinginan yang terus menerus untuk memenuhi potensi.

Kajian Pustaka.

Even if all these needs are satisfied, we may still often (if not always) expect that a new discontent and restlessness will soon develop, unless the individual is doing what lie, individually, is fitted for. A musician must make music, an artist must paint, a poet must write, if he is to be ultinìately at peace with himself. \Vhat a man can he, he iust be. He must be true to his own nature. This need we may call self-actualization. (P. 46 : 1954) atau loncat ke halaman 72 dalam tampilan PDF.

Artinya.

KEBUTUHAN AKTUALISASI DIRI.

Bahkan jika semua kebutuhan ini dipenuhi, kita mungkin masih sering (jika tidak selalu) mengharapkan bahwa ketidakpuasan dan kegelisahan baru akan segera berkembang, kecuali jika individu melakukan apa, kebohongan, secara individual.

Seorang musisi harus membuat musik, seorang seniman harus melukis, seorang penyair harus menulis, jika ia harus berdamai dengan dirinya sendiri. \ Vhat seorang laki-laki dapat dia, dia harus. Dia harus jujur ​​pada sifatnya sendiri. Kebutuhan ini dapat kita sebut aktualisasi diri.

Download Link :.
Sumber : .
https://id.wikipedia.org/wiki/Teori_hierarki_kebutuhan_Maslow.
https://en.wikipedia.org/wiki/Abraham_Maslow.
Abraham H. Maslow, Motivation and Personality, Publishers : Harper & Row, 1954.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Unduh Ebook Manajemen Pemasaran 15th Global Edition 2016 Philip Kotler PDF

Pengertian Fungsi Manajemen Konsep POLC (Planning, Organizing, Leading dan Controling)

Fungsi Manajemen Menurut Henry Fayol (POCCC/POSDC dan Principles of Management)